Jumat, 16 September 2016

L O V E

Bagaimana mungkin kita semua berkata bahwa keluarga adalah anugerah yang terindah jika di dalamnya hanya ada "pelaporan pencapaian diri"?
Bagaimana mungkin mengatakan bahwa kita sudah melaksanakan kehendak Yesus jika tidak mau mengasihi sesamamu yang tidak disukai?

Bagaimana mungkin kita tidak menjadi Farisi masa kini jika kalian hanya sibuk melihat kelemahan orang lain dan hanya mewartakan berita palsu mengenai sesamamu?

Bagaimana mungkin kita merasa sudah tekun berdoa dan hidup baik jika apa yang keluar dari mulut hanyalah kebohongan, pembelaan diri, dan keluhan-keluhan tak membangun?

Bukankah Yesus berkata, "jika kamu mengetahui bahwa kamu harus melakukannya, namun kamu tidak melakukannya, maka kamu berdosa?"

Begitu banyak fenomena kehidupan yang tak kita sadari bahwa itu semua melanggar kehendak Yesus, begitu banyak kekerasan hati manusia, cinta diri yang besar, dan segala hal yang nampaknya baik-baik saja namun sebenarnya menggerogoti jiwa kita.

Bukankah tak jarang kita mendengar orang mengatakan, "oh, saya sudah hidup baik. saya berdoa tiap-tiap hari, pergi ke gereja dan bahkan misa harian atau pun puasa", namun pernahkan kita melihat lebih dalam lagi, doa seperti apa yang kita ucapkan kepada Tuhan? apakah hanya untuk kepentingan kita semata atau benar-benar sungguh untuk kebaikan bersama? atau apakah motivasi kita untuk berlaku demikian hanya untuk dipuji orang? dan setelah itu keyakinan kita menjadi 100% untuk bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah?

Tuhan berkata, hendaklah mereka yang bertelinga, mendengar !

Melalui firman, kita tahu bahwa bukan semua itu yang menjadi kerinduan utama Yesus untuk kita lakukan.. ya, semua itu baik adanya, dengan sedikit ilustrasi, bahwa bagaimana mungkin kita mengatakan bahwa kita mencintai seseorang jika kita tidak menyukai hal-hal yang berhubungan dengan orang tersebut? 

Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri, dan kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, segenap kekuatanmu, dan segenap akal budimu. Dengan mencintai Allah, kita akan menjadi semakin serupa dengan-Nya. Bagaimana mungkin? ya, apabila sepasang kekasih saling mencintai, bukankah hatinya akan semakin terbuka untuk menerima dan memberi? demikian juga cinta akan Allah.. mencintai sesama akan terlihat jelas jika kita sudah mencintai Tuhan.

St. Yohanes dari Salib OCD pernah berkata, "semakin seseorang mencintai Allah, maka semakin besar pula ia mencintai sesamanya, dan semakin besar pula ia mengasihi orang berdosa" ditambahkan pula oleh Pujangga Gereja kita St. Teresa Avila, bahwa "ciri utama yang nampak dari mencintai Allah ialah cinta kepada sesama".

Lalu, apalagi yang menjadi pembelaan kita? Yesus berkata, "jika kamu mengasihi sesamamu yang juga mengasihimu, maka apalah upahmu? bukankah pemungut cukai yang tidak mengenal Allah juga melakukan hal yang sama?"

Tidaklah mudah mengikuti Jejak Yesus, namun apakah perjalanan Yesus juga mudah? mengikuti jejak-Nya berarti menapaki jalan yang sudah Ia lalui. Begitu juga hidup kita. Semoga kita semua semakin hari semakin mau terbuka terhadap Rahmat Allah untuk semakin maju dalam hal Iman, Pengharapan, dan Kasih, yakni yang terbesar di antaranya ialah Kasih :)


Senin, 14 April 2014

jesusweandeaster

My Jesus, My Savior,
Lord, there is none like You;
All of my days
I want to praise
The wonders of Your mighty love.

My comfort, my shelter,
Tower of refuge and strength;
Let every breath, all that I am
Never cease to worship You.

Bagaimana perasaan-Mu ketika masa-masa ini Ya Yesus?
Aku bahagia, pertanyaan ini membuat masa menyambut Paskah menjadi lebih hidup dan berbeda dari tahun-tahun Paskahku yang dulu..
Meskipun sejak Rabu Abu kusadari bahwa pergumulanku telah berubah menjadi sikap yang tidak menyenangkan Yesus,
Namun, Dialah yang mengijinkan semua itu terjadi padaku, bahkan meskipun Dia tahu aku akan sejenak melupakan-Nya, namun Dia tetap mengijinkannya.
Karena Cinta-Nya untukku jauh lebih besar, saat ini aku percaya bahwa Dia mengerti pada akhirnya Cintaku pada-Nya akan bertambah melalui pergumulan ini,
Maka aku bersyukur pada-Mu Ya Allahku,
Masa penuh akan Rahmat, semoga menjadi taburan kasih yang indah di hati setiap insan
Bagiku dan baginya
Bunda Maria menjaganya dengan sangat baik, apapun akhirnya nanti namun kupercaya bahwa Allah yang Baik sedang menyiapkan segala sesuatunya sebaik mungkin
Dia mengajariku bagaimana seharusnya mencintai
Dan akan terus mengisi gelas cinta kasihku dengan penuh kelembutan
Yesus yang baik, betapa malangnya jiwa-jiwa yang tidak mau mengenal Engkau..
Engkau yang membuat segala sesuatunya menjadi sangat baik apabila kita mau percaya kepada-Mu
"Percayalah pada-Ku seperti orang buta"
Cintaku, cinta kami, dan Cinta-Mu akan terus bersemi dan menerangi dunia
Bahwa sesungguhnya Ya Yesus, aku sangat bersyukur dan berterimakasih pada-mu atas Cinta yang Kau anugerahkan padaku, pada kami..
Meskipun kecil sekali bunga itu bertumbuh, namun aku sangat berbahagia bahwa Engkau mengijinkan bunga itu bertumbuh dalam hatinya, jiwanya
Untuk kelanjutannya, semoga selalu menjadi kehendak-Mu saja,
Karena kami akan menjadi makhluk yang sangat menyedihkan jika ternyata kami tidak sedang berada dalam Rahmat-Mu.

Senin, 27 Januari 2014

Cinta cinta Cinta

Waktu demi waktu
Peristiwa demi peristiwa hadir dalam suatu roda kehidupan
Entah itu menyenangkan atau pun menyedihkan
Sudah selayaknya kita tetap harus bertahan
Bukankah dengan berlari justru malah membuat peristiwa itu semakin mendalam dalam goresan hidup kita?



Cinta

Cinta menjadi kekuatan
Cintalah yang membuat kita mampu bertahan
Bertahan dengan "baik"

Cinta dan cinta

Ketika cinta mulai pergi, baiklah tak apa karena memang hanya Cintalah yang setia dan kekal
Cinta bukan cinta
Bukan cintamu, bukan cintaku, melainkan Cinta-Nya

Cinta-Nya yang setia mengajarkan padaku arti sesungguhnya "bagaimana seharusnya mencintai"

Karena tanpa Cinta kita akan mencintai dengan cinta yang tidak sempurna
Cinta ialah sempurna, mengikuti jejak-Nya dan dengan berbesar hati bersedia dimurnikan menjadi Cinta, bukan lagi cinta, melainkan Cinta

Biarlah kisah cinta kita berlalu bagaikan angin di bukit yang indah

Biarlah rumput, bunga, dan tetes embun menjadi saksi berlalunya cinta kita
Kepada Cinta aku telah menyerahkan cintaku
Kepada-Nya cintaku padamu dinyatakan

Terima kasih cinta, dan terima kasih selalu untuk Cinta yang selalu menemaniku.

Cinta selalu beserta kita.

Rabu, 09 Oktober 2013

sebuah rangkaian

Semua kisah itu seolah tertutup oleh sebuah cinta yang berbeda
Kisah lama yang akan tetap selalu ada
Akankah benar jika kusebut "Kisah Lama"?
Akankah benar bahwa kisah pertama akan tertutup oleh kisah kedua, dan demikianlah seterusnya?
Jika iya, untuk apakah rentetan kisah itu muncul?

Bukankah itu hanya memperpanjang kisah akhir?
Oh kisah akhir, demikianlah aku menyebutnya
Sebutan yang secara tidak langsung memang harus ada rentetan kisah sebelumnya..

Cinta untuk selamanya
Bagaimana aku harus mempersembahkan cinta yang utuh dan abadi di setiap kisahnya?
Bukankah itu menjadi sesuatu yang tidak adil bagi kisah sekarang jika cinta tetap ada untuk kisah sebelumnya?
Atau bagaimana aku harus membawa "cinta lamaku?"

Dilema, cinta membuat hidup kita semakin nyata
Cinta membuat warna hidup kita semakin beragam
Cinta yang sesekali membisikan kelembutan di hati kita
Cinta yang membuat hidup tidak hanya sekedar bernafas..

Mengapa harus ada beberapa cinta?
Mengapa harus ada pembagian di sana?
Alangkah bahagianya jika cinta terfokus pada satu titik, satu kisah
Mengapa rasa yang ditimbulkan dari kisah lama tidak kunjung hilang?
Dengan cara demikianlah aku harus bertumbuh?
Atau bagaimana? Ataukah semua tergantung pada keputusanku untuk mengubur "kisah lamaku" dan mulai mempersembahkan seluruh cintaku pada "kisah saat ini ku"?

Kekasihku, bagaimana?

Desiran angin mengingatkanku pada keharuman kisah kita
Pada kelembutan belaianmu
Pada kasihmu yang selalu membuatku merasa betapa miskinnya diriku apabila Tuhan tidak mengijinkan kita bertemu dan merajut kasih ini
Pada tatapan matamu yang membuatku harus mengerti "muara cinta kita"
Pada ketegasanmu atas diriku.. atas dirimu.. atas cinta kita..

Tidak!
Tidaklah boleh demikian adanya
Haruskah aku menutup segalanya?
Cintaku tak lagi hanya untukmu
Cintaku telah bertumbuh untuknya..
Untuknya yang mampu menarikku keluar dari zona kenyamanan cinta kita
Untuknya yang mencintaiku
Untuknya yang kukasihi

Demikianlah Tuhan membimbing setiap jalanku
Dan mempertemukan jiwa ini dengan dua jiwa yang berpengaruh besar pada kedewasaan diriku
Jiwa yang kucintai
Cinta yang akan terus ada sampai pada saat Kesempurnaan nanti
Kesempurnaan Cinta hanyalah ada ketika kita sudah berada di Surga
Untuk cinta inilah aku berjuang

Oh Tuhan, betapa aku bersyukur
Betapa aku mencintai-Mu melebihi segala sesuatu
Engkaulah yang membawa mereka masuk dalam hidupku
Tidak akan kutolak, tidak akan kulepaskan
Kecuali Engkau mengharapkan demikian..

Tambahkanlah Cintaku pada-Mu Ya Tuhan, dan padanya...


Selasa, 01 Oktober 2013

Kasih, Cinta, Kita

Cinta..
Begitulah kita menyebutnya
Entah dengan ribuan definisi dan ribuan realisasi,
Namun tetaplah disebut Cinta..

Tidak berhenti sampai pada penulisan ini
Aku akan mencoba menuliskan Cintaku dan Cintanya

Cintaku,
Kumpulan energi yang meliputiku
Kumpulan kekuatan yang menumbuhkanku
Kumpulan kisah yang membentukku
Demikianlah Cinta mencapai posisi tertinggi dalam hidupku
Karena aku ada akibat Cinta

Pemaknaan akan Cinta membutuhkan Cinta
Beginilah Cinta akan terus saling terkait untuk membentuk suatu Cinta
Cintalah yang menuntun Cinta
Cintalah yang menumbuhkan Cinta
Tanpa Cinta, kita tidak pernah ada

Beralih ke Cintamu
Bagaimana kamu hidup dengan Cinta?
Bagaimana Cinta ada dalam dirimu?
Bagaimana kamu mampu Mencintaiku?
Bagaimana Cintamu tetap bertumbuh di tengah ketidakpastian Cinta?


Semua tentang Cinta, karena Cinta, akibat Cinta, dan selalu menjadi Cinta
Demikianlah kisah kita berakhir..
Berakhir pada muara Cinta Kita
Kisah Kita, Kisah Kasih-Nya

Biarlah Cinta Kita menjadi saksi Cinta Kasih Allah

Cintamu, Cintaku..

Senin, 26 Agustus 2013

Kekecilan Kita

"Ah betapa seseorang dilimpahi kedamaian yang luar biasa apabila perasaan-perasaannya telah dapat ia kendalikan"

Begitulah St. Theresia dari Lisieux berkata.

Secara kodrati sebagai seorang manusia hal-hal yang terkait dengan perasaan-perasaan duniawi memanglah sungguh sulit dikendalikan.
Ada dorongan yang sangat besar untuk mengatakan demikian, dan untuk berbuat demikian..
Jika dorongan itu hanya ada di dalam hati tanpa keluar dari mulut atau pun perbuatan, itulah yang disebut perjuangan dengan langkah awal yang sungguh teramat indah..
Perjuangan itu akan menjadi sebuah kemenangan besar ketika kita mampu mengolah perasaan kita sendiri, dan dengan seluruh kerendahan hati dan kepasrahan, kita mohon kepada Bapa untuk menggantikan keterbatasan kita dengan Kasih-Nya yang Mahabaik!

Mengingat Santo Paulus yang berkata bahwa "Kita harus bermegah atas kelemahan kita", di sinilah letak kerendahan hati.
Sadar bahwa kita hanyalah makhluk papa yang tidak dapat berbuat apa-apa tanpa Kasih Allah.
Alkitab pun memperkenalkan kita pada suatu rahmat, yang lebih ditekankan oleh St. Theresia dari Kanak-kanak Yesus bahwa "Kita bahkan tidak akan mampu menyebutkan nama YESUS tanpa Rahmat Allah"

Kepapaan kita disukai Allah, karena di sinilah letak kepercayaan, kepasrahan, dan cinta kita kepada-Nya.
Dialah yang memberikan hidup kepada kita, maka kembali pada Dialah hidup dan cinta kita, bukannya bergantung pada kemampuan sendiri dan menganggap apapun yang telah diraih sebagai imbalan dari segala usaha mandiri kita. Tidaklah demikian!

Setiap perjuangan kita tidaklah terlepas dari Kasih Allah, dan dalam Amsal dikatakan bahwa semua baik adanya bila kita mencoba melaksanakan kehendak Tuhan.. yang dapat saya artikan bahwa Tuhan selalu membuka jalan dan menyertai kita jika kita mau tetap mengikuti-Nya dengan seluruh iman, pengharapan, dan kasih yang kita miliki..

Perjuangan adalah titik di mana kita menyadari Kemahakuasaan Tuhan dan kekecilan kita..

Baik adanya apabila kita mau memenuhi kehendak Allah dengan sempurna dalam hidup kita tanpa mau dihalang-halangi oleh makhluk ciptaan. Demikianlah St. Theresia Lisieux berkata.

Marilah kita semua selalu berusaha untuk melaksanakan kehendak Allah dengan seluruh kepenuhan hati.
Damailah batin kita karena kebahagiaan dan kepuasan-Nya atas kekecilan kita.

Minggu, 02 Juni 2013

To save my soul

Bosan, bukan bukan itu yang kumaksud, meskipun itu yang seringkali kurasakan
Sebuah moment yang mengingatkan aku pada perkataanmu
"Jika kita sedang bosan, bete, sedih, kesal, senang, lega, puas, bangga, khawatir, dan sgala macam jenis perasaan itu.. Bersyukurlah. Rasakan tiap detail kekuatan yang menerpamu, berdiamlah, rasakan, dan nikmatilah. Nikmati sampai pada titik kamu harus beranjak dan segera beralih ke perasaan lain yang sedang menantimu"

Ketidakstabilan perasaanku ini seringkali membuatku lelah
Begitu cepatnya perasaan ini berubah
Bahkan dalam hitungan detik sekali pun semua bisa berubah

Perkataanmu merupakan salah satu motivasiku dalam menjalani dan merasakan setiap rasa
Dan satu lagi..

"God breaks our spirit to save our soul"

Ketika aku sedang berbahagia, aku merindukan penderitaan itu
Penderitaan yang memampukan aku dalam menghadapi kejadian setelah proses panjang menjenuhkan
Rahmat, karunia ada melalui hal-hal yang tersembunyi
Dan jadilah padaku suatu kerinduan untuk mempersembahkan setiap perasaan tidak menyenangkan ini

Meskipun yah lagi-lagi ketika Tuhan sungguh-sungguh memberikan cobaan bagiku, aku mulai tidak mengerti jalan-Nya dan seringkali mengeluh
Namun Tuhan itulah aku, Engkau mengerti segala kelemahan, keterbatasanku

Dan Engkau tetap mencintaiku, melebihi siapa pun.

Cinta-Mu menguatkan aku, yang kubutuhkan hanyalah kekuatan dari-Mu, cinta-Mu..
Kekuatan untuk menatap detik setelah detik ini
Tidak terlalu jauh, hanya sepenggal-penggal dari perjalanan hidupku

Bersabarlah Tuhan, aku sedang mempersiapkan sebuah persembahan bagi-Mu..